Jumat, 22 Februari 2013

flu dan pilek memang berbeda !

Masyarakat sering mencampuradukkan istilah pilek (selesma) dan flu. Keduanya adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang sama-sama disebabkan oleh virus. Namun, jenis virus yang menjadi penyebabnya berbeda. Ada lebih dari 200 jenis virus penyebab pilek dan hanya ada beberapa jenis virus penyebab influensa. Itulah mengapa tersedia vaksin untuk flu, namun tidak ada vaksin untuk pilek. Mustahil untuk menyediakan vaksinasi bagi 200 lebih jenis virus penyebab pilek.
Sneeze 1photo © 2010 dead cat | more info (via: Wylio)Gejala keduanya memang serupa, tetapi tidak sama. Gejala pilek umumnya lebih ringan dibandingkan gejala flu dan berkembang secara perlahan, antara lain demam sampai 39°C, hidung meler atau tersumbat (sering dengan ingus berwarna kuning kehijauan), sakit tenggorokan, batuk, bersin, kelelahan, nyeri otot,  sakit kepala dan mata berair.
Gejala flu biasanya muncul tiba-tiba dan lebih serius, mencakup demam sampai 39°C, hidung tersumbat, mual, menggigil dan berkeringat, kelelahan, nyeri otot (terutama di lengan, punggung dan kaki), batuk kering yang sering dan intens, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan.
Karena gejala-gejala pilek dan flu sangat mirip, seringkali sulit untuk membedakan keduanya hanya berdasarkan gejala saja. Tes khusus biasanya harus dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang terkena flu, terutama untuk jenis-jenis flu tertentu yang berbahaya seperti flu burung (H5N1) dan babi (H1N1).

Obat pilek dan flu

Tidak ada obat untuk pilek. Anda hanya dapat membiarkan sistem imun tubuh Anda bertempur melawan virus penyebabnya. Banyak pasien pilek mengunjungi dokter karena berharap untuk mendapatkan antibiotik. Itu adalah pemahaman yang keliru karena antibiotik tidak bermanfaat untuk infeksi virus. Berbagai iklan TV mungkin mengklaim bahwa obat mereka dapat menyembuhkan pilek dan flu. Itu adalah klaim yang berlebihan. Obat-obatan itu hanyalah meringankan gejala, tidak menyembuhkannya. Mereka tidak bisa membuat Anda lebih cepat sembuh. Oleh karena itu, Anda tidak perlu mengambil obat pilek dan flu hanya karena Anda merasakan gejalanya. Semua obat memiliki efek samping. Jika gejala Anda tidak terlalu mengganggu, Anda tidak perlu mengambil obat.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA)
Pilek dan flu adalah ISPA yang paling umum.
Apakah ISPA?
Saluran pernapasan adalah istilah untuk semua bagian tubuh yang terlibat dalam proses pernapasan. Profesional kesehatan secara umum membedakan antara saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas mencakup hidung, sinus (rongga berisi udara di dalam tulang pipi dan dahi), mulut (termasuk amandel), faring (bagian di belakang tenggorokan yang mencegah benda asing masuk ke paru-paru), dan laring (kotak suara yang berisi pita suara). Saluran pernapasan bawah terdiri dari trakea (tabung yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru), bronki (dua cabang dari trakea yang memasuki paru-paru), bronkioli (saluran udara kecil-kecil di seluruh paru-paru) dan alveoli (kantung-kantung udara kecil di ujung bronkioli).
Infeksi dapat terjadi baik pada saluran pernapasan atas maupun bawah. Namun, infeksi pada bagian atas atau biasa disebut sebagai ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) lebih umum terjadi. Selain pilek dan flu, jenis ISPA yang lain misalnya sinusitis, tonsilitis, faringitis, laringitis oleh infeksi virus dan bakteri lainnya. Infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan bawah seperti bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia tidak tercakup dalam ISPA, meskipun mereka mungkin dimulai oleh ISPA atau berkembang sebagai komplikasi ISPA.
Untuk flu berat, Anda mungkin perlu mengambil obat untuk mengelola gejalanya sampai Anda merasa lebih baik. Dalam kasus yang parah, dokter mungkin meresepkan obat antivirus. Obat antivirus tersebut dapat mempersingkat jangka waktu sakit Anda. Obat-obatan itu dapat berbentuk pil, sirup atau inhaler.
Flu dapat mengakibatkan komplikasi infeksi bakteri seperti sinusitis, bronkitis, pneumonia, dan komplikasi lainnya yang memiliki gejala serupa. Perbedaannya hanyalah gejalanya lebih parah atau lebih lama. Dalam hal ini, pemberian antibiotik mungkin diperlukan.
Obatan-obatan berikut secara sendiri-sendiri dan kombinasi dapat digunakan untuk meringankan gejala pilek dan flu:
  • Antihistamin: mengeringkan membran sehingga mengurangi hidung meler dan bersin. Antihistamin juga berguna untuk pilek yang disebabkan alergi. Efek samping obat ini adalah mengantuk dan lebih mudah iritasi (pada bayi muda).
  • Dekongestan: mengecilkan membran hidung yang membengkak dan menurunkan produksi lendir. Dekongestan paling bermanfaat untuk hidung tersumbat. Efek samping dekongestan adalah meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Dekongestan oral dapat membuat anak gelisah dan sulit tidur di malam hari.
  • Ekspektoran: meredakan batuk yang intens. Ekspektoran dapat mengiritasi lambung dalam dosis besar, namun biasanya ditoleransi dengan baik.
  • Penekan batuk: menenangkan batuk yang menjengkelkan. Obat ini terutama penting pada anak dengan batuk berulang, yang tidurnya terganggu oleh batuk atau yang muntah oleh batuk. Penekan batuk jenis narkotika dapat menyebabkan sembelit atau mual dan mengantuk.
  • Penghilang nyeri dan demam: meredakan rasa sakit di hidung dan tenggorokan serta menurunkan demam. Jika Anda mengambil obat penurun panas, perhatikan apakah pada obat flu dan pilek Anda sudah terdapat obat demam. Waspadalah agar tidak overdosis.

Pilek pada anak-anak

Anak-anak lebih sering terkena pilek daripada orang dewasa. Gejala pilek anak-anak juga cenderung lebih buruk dari gejala pada orang dewasa. Diperkirakan, rata-rata anak prasekolah mendapatkan pilek enam kali dalam setahun. Anak-anak bahkan mungkin tidak sehat selama berminggu-minggu. Begitu sembuh dari pilek, mereka terkena lagi oleh infeksi berikutnya. Mereka memang sangat rentan karena belum memiliki kekebalan yang cukup terhadap banyak virus penyebab pilek. Ketika anak Anda tumbuh lebih besar, dia secara bertahap akan membangun kekebalan tubuh dan mendapatkan lebih sedikit pilek.
Pilek lebih sering terjadi pada musim hujan. Cuaca dingin tidak dengan sendirinya meningkatkan kemungkinan terjangkit pilek, tapi anak-anak yang kontak berdekatan karena tinggal dalam satu rumah atau ruang kelas akan lebih mungkin untuk menulari satu sama lain. Virus penyebab pilek menyebar melalui bersin, batuk dan kontak tangan.
Pilek dapat menyulitkan pada bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir hanya bernapas melalui hidung. Mereka akan berusaha keras untuk bernapas melalui hidung meskipun hidung mereka tersumbat. Bayi yang lebih tua telah belajar untuk bernapas dengan mulut mereka, tetapi mereka memiliki waktu menyusui yang cukup lama.
Obat pilek tidak dianjurkan, terutama pada bayi di bawah usia dua tahun karena dapat membuat mereka mudah teriritasi. Cara terbaik untuk mengelola gejala pilek bayi adalah tanpa obat-obatan, kecuali untuk menurunkan demamnya. Obat tetes hidung mungkin bermanfaat untuk meredakan hidung tersumbat. Bila hidungnya tersumbat parah, hal terbaik untuk dilakukan adalah menyedot cairan dari hidung bayi. Anda dapat melakukannya dengan mulut Anda, tetapi lebih baik lagi dengan bantuan alat. Sebelum penyedotan, Anda sebaiknya meneteskan obat tetes air garam (saline) ke lubang hidungnya. Ketika bayi tidur, posisikan kepalanya sedikit lebih tinggi dari tempat tidur dengan meletakkan bantal atau gulungan selimut di bawah kepala.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter jika anak Anda pilek selama lebih dari 14 hari atau memiliki salah satu gejala sebagai berikut:
  • Tidak minum cairan dan sering muntah
  • Tidak bisa menelan
  • Sakit perut
  • Sakit kepala hebat
  • Pucat dan mengantuk luar biasa
  • Batuk-batuk tanpa henti
  • Mengalami demam tinggi yang tidak merespon parasetamol
  • Mengeluhkan sakit telinga. Dia mungkin memiliki infeksi telinga
  • Luar biasa rewel atau sering menangis
  • Memiliki ruam kulit, terutama jika dia juga memiliki demam
  • Kesulitan bernapas atau bernapas sangat cepat
  • Tidak bisa menelan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar