Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Oktober 2014

love you mom..



Dear, ibu terhebat sedunia..
Ibu, saat ini anakmu berusia 19 tahun.  Bukan waktu yang singkat engkau menjagaku, mengajariku banyak hal kebaikan, memberiku kasih sayang yang berlimpah. Ibu, anakmu ini sangat menyayangimu dan ingin selalu berada didekat mu. Wanita nomor satu dan terhebat sedunia.
Sekarang anakmu ini sedang berada jauh darimu, sedang berusaha membanggakanmu dan membahagiakanmu dengan prestasinya. Sungguh, aku akan berusaha sekeras mungkin dan sehebat yang aku bisa.
Bu, disini aku selalu merindukanmu. Merindukan berada didekatmu, merindukan celoteh kecilmu. Sesungguhnya aku sangat tidak tidak tidak ingin berada jauh darimu seperti ini. Tapi sekali lagi, ini semua untuk kebaikanku,untuk masadepan nanti dan bekal untuk membahagiakan ibu.
Aku selalu meluangkan waktu  untuk bertemu ibu sebisa mungkin,secepat mungkin.  mencuri-curi waktu untuk melihat ibu dan sekedar mendengarkan cerita ibu. Cerita senang dan sedih dari ibu.
Aku sangat berterima kasih kepada tuhan yang telah menganugerahkan ibu terhebat untukku. Aku sangat mencintaimu, bu.
Ini bukan apa-apa, ini hanya sebuah tulisan kecil yang mengatakan bahwa anakmu sangat bahagia memiliki ibu sehebat dirimu.
Ibu, iloveyou…….

Dari seseorang kecil yang kau perjuangkan hingga lahir dari rahimmu.
sabrina




Jumat, 22 Februari 2013

RAHASIA DI BALIK CINTA TERPENDAM



Sungguh menjadi seorang remaja itu ternyata susah-susah gampang, apalagi menyangkut urusan cinta terpendam . Bahkan beberapa remaja di negeri barat, meski mereka dianggap sebagai kelompok manusia
yang menganut paham liberal dalam urusan cinta. Tetap saja mereka merasa bahwa menjadi remaja, adalah masa-masa tersulit di dalam hidup.

Apa Makna Cinta
Bicara cinta tidak akan pernah habisnya. Karena satu kata ini bisa jadi sebuah awal dari semua, dan juga akhir dari segalanya. Karena itu cukup sulit memaknai arti cinta yang sebenarnya. Semua orang berhak atas cinta. Baik manusia dewasa
ataupun remaja. Hanya saja perbedaan terletak kepada sisi kedewasaan cara berpikir seseorang. Sehingga, orang dewasa lebih mudah melampaui masalah yang
berkenaan dengan cinta. Berbeda dengan para remaja. Makna cinta sering dikonotasikan sebagai sebuah
perasaan indah tiada batas, yang dapat melanda siapa pun. Cinta tak dapat dikalkulasikan, tak ada rumusnya, tanpa definisi yang jelas. Semua hal berkenaan dengan cinta hanya dapat dirasakan saja.
Cinta adalah perasaan yang penuh misteri. Ketika sudah terjangkit cinta, Anda akan melakukan apa pun untuk
menarik perhatian orang yang dicintai tersebut.

Dilema Cinta
Mencintai memanglah bukan persoalan yang mudah. Apalagi apabila kita tidak bisa mengungkapkan cinta kita, pasti rasanya akan sangat berat dan mengakibatkan stres berat, bahkan sakit hati. Pada saat-saat seperti inilah kadang setiap orang akan mengalami dilemma cinta. Dilema cinta apabila tak dapat diatasi akan terus membeliti perasaan, hingga sampai sakit. Dilema cinta yang dirasakan
adalah, batin merasa tersiksa karena memiliki rasa cinta yang tidak diketahui oleh orang yang Anda cintai. Namun bila sampai dia tahu pun, Anda kuatir akan ditolak
dan Anda merasa malu.
Hingga dua kubu perasaan ini terus mencengkram hati dan menimbulkan dilema cinta. Kondisi tersulit seperti
demikian yang sering dialami umumnya remaja, yakni dilema cinta karena memendam perasaan cinta
akibat cinta terpendam.

Cinta yang Terpendam Mengungkapkan cinta bagi sebagian orang kadang memang bukan hal yang mudah. Karena terkadang mengungkapkan cinta begitu sulit untuk dilakukan. Ada banyak hal yang berkecamuk dalam pikiran Anda. Salah satunya adalah rasa kurang percaya diri atau tidak percaya diri. Variasi lain yang berkecamuk adalah, rasa kuatir takut ditolak, takut
dengan reaksi orang yang ditaksir, minder berlebihan, rasa malu, sungkan, dan sebagainya. Akhirnya kondisi yang menumpuk seperti itu
membuat si empunya rasa
memutuskan untuk membiarkan saja semuanya terjadi. Dan mengakibatkan munculnya cinta terpendam itu. Padahal siapa sih yang ingin memendam cinta. Kalau
menyimpan harta terpendam mungkin justru lebih baik, daripada menyimpan cinta terpenda,. Pada akhirnya umumnya remaja sengaja
memendam cinta mereka tanpa alasan. Sebab-sebab Cinta Terpendam Biasanya, cinta terpendam itu timbul karena hal-hal berikut:
-Kurang percaya diri
Salah satu faktor cinta terpendam yang dialami oleh sebagian orang adalah kurang percaya diri. Kurang percaya diri ini disebabkan oleh karena kita merasa tidak ada apa- apanya dibandingkan orang yang kita cintai tersebut, sehingga kita merasa bahwa cinta kita bertepuk sebelah tangan walaupun kita belum mengungkapkan perasaan kita. Mungkin juga kita merasa bahwa fisik kita tidak mumpuni untuk menyatakan cinta kepada orang yang kita cintai. Kita merasa bahwa kita kurang sempurna, sehingga kita lebih memilih menyimpan perasaan kita. Solusi dari kurang percaya diri
ini adalah kita harus berusaha memantapkan hati kita, bahwa bagaimana pun kita harus mengungkapkan perasaan cinta kita apa pun risikonya di belakang. Daripada cinta kita dipendam, lebih baik kita menyatakannya walau hasilnya pahit. Itu lebih baik daripada kita menunggu dalam ketidakpastian.
-Takut ditolak
Faktor lain dari cinta terpendam adalah takut ditolak oleh orang yang kita cintai. Kita mempunyai ketakutan yang sangat besar untuk ditolak, mungkin kita merasa malu jika akhirnya kita ditolak. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Takut ditolak sama saja menyerah sebelum bertanding. Untuk mengatasi perasaan takut ditolak ini, kita harus punya keyakinan yang besar, bahwa orang yang kita cintai
itu juga mempunyai rasa cinta yang sama kepada kita. Jangan terlalu berpikir yang negatif tentang perasaan orang yang kita cintai.
Berpikirlah positif, karena berpikir positif dapat meningkatkan rasa percaya diri kita.
-Respon negatif
Mungkin saja orang yang kita cintai sudah memberi respon negatif sebelum kita mengutarakan cinta, sehingga kita memilih untuk memendam perasaan cinta saja karena responnya kepada kita negatif. Sebaiknya kita tetap terus berusaha untuk cinta kita.
Sengaja memendam cinta
Banyak sekali orang yang lebih memilih memendam cintanya daripada
mengutarakan langsung. Meraka lebih memilih menyimpan cinta dalam hatinya tanpa seorang pun yang tahu. Perasaan itu dipendamnya sangat lama bahkan hingga bertahun-
tahun. Tentu ini bukan merupakan sesuatu yang baik. Memendam cinta terlalu lama bisa menyebabkan kita
sakit hati bahkan sakit fisik. Memendam cinta memanglah sangat menguras tenaga dan perasaan. Di satu sisi kita ingin memiliki orang yang kita cintai, di sisi lain kita tidak
berani mengunggkapkan perasaan kita dan memilih untuk memendamnya. Cinta terpendam selalu berakhir
tidak menyenangkan, maka sebaiknya jika kita mencintai orang lain, katakanlah walaupun itu pahit.

Tips dan Trik Menggali Cinta Terpendam
Dari semua yang telah diungkap sebelumnya, akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa perlu adanya tips dan trik bagi remaja agar tak selalu terpuruk pada cinta terpendam. Caranya adalah bisa dengan berbagai hal, baik positif atau negative, agar cinta Anda diketahui oleh si idaman hati. Namun tentu saja, Anda lebih senang menggunakan cara-cara yang positif bukan?
Karena itu, simaklah tips dan trik untuk menggali cinta terpendam agar menjadi nyata.
1. Utamakan Niat Ikhlas Sebelum Anda, wahai remaja, memutuskan untuk berteman dekat dengan seseorang. Maka ada baiknya untuk meluruskan niat Anda. Niat haruslah benar dan ikhlas. Bukan dengan unsur-unsur lain yang kurang bertanggung
jawab.
2. Gali Potensi Diri
Setiap manusia pasti memiliki talenta. Anda jangan terlalu silau dengan tokoh-tokoh protagonist di sinetron-
sinetron remaja yang seolah ‘tiada matinya’. Namun tiliklah diri sendiri, dan cari kelebihan-kelebihan Anda
yang orang lain tidak punya. Misal, kemampuan Anda menulis puisi, kehandalan Anda bermain gitar,
kepintaran Anda dalam ilmu Matematika, atau diam-diam Anda jago bahasa Inggris. Tapi memang tidak selalu berhubungan dengan unsur akademik saja. Anda gali lebih dalam lagi kelebihan Anda. Misalnya,
Anda sayang dan dekat kepada anak-anak kecil, meski laki-laki ternyata Anda piawai di dapur, Anda dikenal sering dan suka membantu
dan ringan tangan kepada orang, atau mungkin Anda sangat ramah. Nah! Bukankah begitu banyak potensi diri yang dapat digali?
3. Ukir Prestasi
Setelah mengetahui potensi diri Anda, mulailah menggali prestasi. Ukir satu persatu prestasi Anda, dan cetaklah
sebuah rekor hanya untuk Anda. Dengan harapan si dia akan merasakan kehadiran dan eksistensi Anda tersebut.
4. Jalin Pertemanan yang Luas Memiliki teman banyak memang terbukti sangat menguntungkan. Tapi Anda harus tetap selektif. Selektif
bukan berarti memilih-milih atau membeda-bedakan. Namun sebagai remaja yang bijaksana, tentu Anda telah mempunyai standar pertemanan yang seperti apa yang terbaik bagi Anda.
5. Ikut Komunitas si Dia
Setelah jaringan pertemanan Anda cukup luas, mulailah merambah kepada sisi komunitas si dia. Cari tahu orang yang sedang Anda taksir itu ikut club apa, mengikuti les apa, belajar bersama di mana, kursus mata
pelajaran apa? Cobalah untuk mengikuti salah satu yang dia ikuti. Dan Anda akan punya peluang untuk mendekatinya dan menjalin pertemanan dengannya.
6. Upayakan Jujur dan Tulus
Semua hal bermula dari niat. Dan semua hal dijalani dengan kejujuran. Pada akhirnya semua hal berakhir dengan ketulusan. Demikian juga
dengan Anda. Mudah- mudahan semua rentetan usaha pendekatan yang telah Anda lakukan, akan dapat
membongkar rasa cinta terpendam Anda padanya.

Cinta Terpendam adalah Cinta yang bikin Sakit. ;)
RAHASIA DI BALIK CINTA TERPENDAM

Sungguh menjadi seorang remaja itu ternyata susah-susah gampang, apalagi menyangkut urusan cinta terpendam . Bahkan beberapa remaja di negeri barat, meski mereka dianggap sebagai kelompok manusia
yang menganut paham liberal dalam urusan cinta. Tetap saja mereka merasa bahwa menjadi remaja, adalah masa-masa tersulit di dalam hidup. 

Apa Makna Cinta
Bicara cinta tidak akan pernah habisnya. Karena satu kata ini bisa jadi sebuah awal dari semua, dan juga akhir dari segalanya. Karena itu cukup sulit memaknai arti cinta yang sebenarnya. Semua orang berhak atas cinta. Baik manusia dewasa
ataupun remaja. Hanya saja perbedaan terletak kepada sisi kedewasaan cara berpikir seseorang. Sehingga, orang dewasa lebih mudah melampaui masalah yang
berkenaan dengan cinta. Berbeda dengan para remaja. Makna cinta sering dikonotasikan sebagai sebuah
perasaan indah tiada batas, yang dapat melanda siapa pun. Cinta tak dapat dikalkulasikan, tak ada rumusnya, tanpa definisi yang jelas. Semua hal berkenaan dengan cinta hanya dapat dirasakan saja. 
Cinta adalah perasaan yang penuh misteri. Ketika sudah terjangkit cinta, Anda akan melakukan apa pun untuk
menarik perhatian orang yang dicintai tersebut. 

Dilema Cinta 
Mencintai memanglah bukan persoalan yang mudah. Apalagi apabila kita tidak bisa mengungkapkan cinta kita, pasti rasanya akan sangat berat dan mengakibatkan stres berat, bahkan sakit hati. Pada saat-saat seperti inilah kadang setiap orang akan mengalami dilemma cinta. Dilema cinta apabila tak dapat diatasi akan terus membeliti perasaan, hingga sampai sakit. Dilema cinta yang dirasakan
adalah, batin merasa tersiksa karena memiliki rasa cinta yang tidak diketahui oleh orang yang Anda cintai. Namun bila sampai dia tahu pun, Anda kuatir akan ditolak
dan Anda merasa malu. 
Hingga dua kubu perasaan ini terus mencengkram hati dan menimbulkan dilema cinta. Kondisi tersulit seperti
demikian yang sering dialami umumnya remaja, yakni dilema cinta karena memendam perasaan cinta
akibat cinta terpendam. 

Cinta yang Terpendam Mengungkapkan cinta bagi sebagian orang kadang memang bukan hal yang mudah. Karena terkadang mengungkapkan cinta begitu sulit untuk dilakukan.  Ada banyak hal yang berkecamuk dalam pikiran Anda. Salah satunya adalah rasa kurang percaya diri atau tidak percaya diri. Variasi lain yang berkecamuk adalah, rasa kuatir takut ditolak, takut
dengan reaksi orang yang ditaksir, minder berlebihan, rasa malu, sungkan, dan sebagainya. Akhirnya kondisi yang menumpuk seperti itu
membuat si empunya rasa
memutuskan untuk membiarkan saja semuanya terjadi. Dan mengakibatkan munculnya cinta terpendam itu. Padahal siapa sih yang ingin memendam cinta. Kalau
menyimpan harta terpendam mungkin justru lebih baik, daripada menyimpan cinta terpenda,. Pada akhirnya umumnya remaja sengaja
memendam cinta mereka tanpa alasan. Sebab-sebab Cinta Terpendam Biasanya, cinta terpendam itu timbul karena hal-hal berikut: 
-Kurang percaya diri 
Salah satu faktor cinta terpendam yang dialami oleh sebagian orang adalah kurang percaya diri. Kurang percaya diri ini disebabkan oleh karena kita merasa tidak ada apa- apanya dibandingkan orang yang kita cintai tersebut, sehingga kita merasa bahwa cinta kita bertepuk sebelah tangan walaupun kita belum mengungkapkan perasaan kita.  Mungkin juga kita merasa bahwa fisik kita tidak mumpuni untuk menyatakan cinta kepada orang yang kita cintai. Kita merasa bahwa kita kurang sempurna, sehingga kita lebih memilih menyimpan perasaan kita. Solusi dari kurang percaya diri
ini adalah kita harus berusaha memantapkan hati kita, bahwa bagaimana pun kita harus mengungkapkan perasaan cinta kita apa pun risikonya di belakang. Daripada cinta kita dipendam, lebih baik kita menyatakannya walau hasilnya pahit. Itu lebih baik daripada kita menunggu dalam ketidakpastian. 
-Takut ditolak 
Faktor lain dari cinta terpendam adalah takut ditolak oleh orang yang kita cintai. Kita mempunyai ketakutan yang sangat besar untuk ditolak, mungkin kita merasa malu jika akhirnya kita ditolak. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Takut ditolak sama saja menyerah sebelum bertanding. Untuk mengatasi perasaan takut ditolak ini, kita harus punya keyakinan yang besar, bahwa orang yang kita cintai
itu juga mempunyai rasa cinta yang sama kepada kita. Jangan terlalu berpikir yang negatif tentang perasaan orang yang kita cintai.
Berpikirlah positif, karena berpikir positif dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. 
-Respon negatif 
Mungkin saja orang yang kita cintai sudah memberi respon negatif sebelum kita mengutarakan cinta, sehingga kita memilih untuk memendam perasaan cinta saja karena responnya kepada kita negatif. Sebaiknya kita tetap terus berusaha untuk cinta kita. 
Sengaja memendam cinta 
Banyak sekali orang yang lebih memilih memendam cintanya daripada
mengutarakan langsung. Meraka lebih memilih menyimpan cinta dalam hatinya tanpa seorang pun yang tahu. Perasaan itu dipendamnya sangat lama bahkan hingga bertahun-
tahun. Tentu ini bukan merupakan sesuatu yang baik. Memendam cinta terlalu lama bisa menyebabkan kita
sakit hati bahkan sakit fisik. Memendam cinta memanglah sangat menguras tenaga dan perasaan. Di satu sisi kita ingin memiliki orang yang kita cintai, di sisi lain kita tidak
berani mengunggkapkan perasaan kita dan memilih untuk memendamnya. Cinta terpendam selalu berakhir
tidak menyenangkan, maka sebaiknya jika kita mencintai orang lain, katakanlah walaupun itu pahit. 

Tips dan Trik Menggali Cinta Terpendam 
Dari semua yang telah diungkap sebelumnya, akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa perlu adanya tips dan trik bagi remaja agar tak selalu terpuruk pada cinta terpendam. Caranya adalah bisa dengan berbagai hal, baik positif atau negative, agar cinta Anda diketahui oleh si idaman hati. Namun tentu saja, Anda lebih senang menggunakan cara-cara yang positif bukan?
Karena itu, simaklah tips dan trik untuk menggali cinta terpendam agar menjadi nyata. 
1. Utamakan Niat Ikhlas Sebelum Anda, wahai remaja, memutuskan untuk berteman dekat dengan seseorang. Maka ada baiknya untuk meluruskan niat Anda. Niat haruslah benar dan ikhlas. Bukan dengan unsur-unsur lain yang kurang bertanggung
jawab. 
2. Gali Potensi Diri 
Setiap manusia pasti memiliki talenta. Anda jangan terlalu silau dengan tokoh-tokoh protagonist di sinetron-
sinetron remaja yang seolah ‘tiada matinya’. Namun tiliklah diri sendiri, dan cari kelebihan-kelebihan Anda
yang orang lain tidak punya. Misal, kemampuan Anda menulis puisi, kehandalan Anda bermain gitar,
kepintaran Anda dalam ilmu Matematika, atau diam-diam Anda jago bahasa Inggris. Tapi memang tidak selalu berhubungan dengan unsur akademik saja. Anda gali lebih dalam lagi kelebihan Anda. Misalnya,
Anda sayang dan dekat kepada anak-anak kecil, meski laki-laki ternyata Anda piawai di dapur, Anda dikenal sering dan suka membantu
dan ringan tangan kepada orang, atau mungkin Anda sangat ramah.  Nah! Bukankah begitu banyak potensi diri yang dapat digali? 
3. Ukir Prestasi 
Setelah mengetahui potensi diri Anda, mulailah menggali prestasi. Ukir satu persatu prestasi Anda, dan cetaklah
sebuah rekor hanya untuk Anda. Dengan harapan si dia akan merasakan kehadiran dan eksistensi Anda tersebut. 
4. Jalin Pertemanan yang Luas  Memiliki teman banyak memang terbukti sangat menguntungkan. Tapi Anda harus tetap selektif. Selektif
bukan berarti memilih-milih atau membeda-bedakan. Namun sebagai remaja yang bijaksana, tentu Anda telah mempunyai standar pertemanan yang seperti apa yang terbaik bagi Anda. 
5. Ikut Komunitas si Dia 
Setelah jaringan pertemanan Anda cukup luas, mulailah merambah kepada sisi komunitas si dia. Cari tahu orang yang sedang Anda taksir itu ikut club apa, mengikuti les apa, belajar bersama di mana, kursus mata
pelajaran apa? Cobalah untuk mengikuti salah satu yang dia ikuti. Dan Anda akan punya peluang untuk mendekatinya dan menjalin pertemanan dengannya. 
6. Upayakan Jujur dan Tulus 
Semua hal bermula dari niat. Dan semua hal dijalani dengan kejujuran. Pada akhirnya semua hal berakhir dengan ketulusan. Demikian juga
dengan Anda. Mudah- mudahan semua rentetan usaha pendekatan yang telah Anda lakukan, akan dapat
membongkar rasa cinta terpendam Anda padanya.

Cinta Terpendam adalah Cinta yang bikin Sakit. ;)

Selasa, 22 Januari 2013

KENAPA PEREMPUAN MUDAH MENANGIS?

untuk mengetahui kenapa perempuan mudah menangis. Supaya bagi mereka-mereka yang lelaki tahu, kenapa teman wanita mereka terlalu mudah untuk mengalirkan air mata sekiranya berlaku sesuatu dalam perhubungan.
Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”
“Saya tidak mengerti ibu,” katasi anak.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kau memang tak akan mengerti…”
Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebabyang jelas,” sang ayah menjawab.
“Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”
Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar
jawapannya:
“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telahmembesar.
“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
“Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.
“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan padaanak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilahyang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.
“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya.
Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak..?
“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
“Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun diainginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah
“air mata kehidupan.”

Selasa, 15 Januari 2013

Anak Kecil Penjaja Kue

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan ia pun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan".

Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik saya sudah kenyang".

Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini.

Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja.

"Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik". Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain. "Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?".

Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu di rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".

Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak dan sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di hadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.

Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan".
Semoga Kisah Mengharukan Anak Kecil Penjaja Kue di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata, tetapi adalah KEHORMATAN. Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi dan Kehormatan yg kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalau kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti akan berarti besar..

kisah sedih seorang ibu

Kisah perjalanan hidup seorang ibu memang berat juga, jadi kita sebagai anak harus bisa menghargai dan menghormati jangan sampai sebaliknya. Oke deh sob sekarang kita langsung baca artikel tentang Kisah Sedih Seorang Ibu yang telah saya update dalam blog informasi terbaru 2012. dibawah ini sobat bisa mulai baca.


INI ADALAH REALITI HIDUP....

Ada kaum wanita menempuh kepayahan hidup di awal remaja mereka dan berubah kepada lebih baik setelah dia bekerja dan berumah tangga.

Ada pula yang susah ketika awal perkahwinan dan bahagia akhirnya setelah anak semakin besar.

Ada juga yang susah di penghujung hayat mereka. Inilah yang menyedihkan.

"Nasib saya tidak seperti ibu ibu di atas tadi, boleh saya katakan hidup saya susah, tertekan jiwa, hati dan perasaan sejak dari saya berada di zaman remaja hinggalah setelah saya bercucu sekarang."

"Saya rasa mungkin saya salah seorang ibu malang di dunia ini, namun saya taklah kesal sudah nasib saya. Ini kehendak Allah saya redha, tetapi saya kesal sikap anak menantu yang membuatkan hati saya hancur seperti kaca terhempas ke batu,''

Demikian cerita Puan Hamizah dalam surat pendek yang dihantarkannya dan ketika kami berbual petang Isnin lalu. Sebenarnya sudah beberapa kali kami berbual, tetapi perbualan kami terputus-putus, kerana gangguan cucu menangis dan beliau takut bercakap terlalu lama di telefon bimbang anak menantunya tidak dapat menghubunginya di rumah kerana telefon sedang digunakan. Jadi kami berbual kira-kira 6 minit setiap panggilan. Hinggalah saya faham perasaan hati beliau yang terluka selama ini.

"Dah lama sangat saya nak luahkan isi hati saya ini, tetapi tak ada orang yang boleh saya percayai, lagi pun kehidupan saya yang terkurung tidak mengizinkan saya berjumpa dengan ramai orang. Nak cakap dengan jiran takut anak terasa malu. Jadi saya simpan semuanya dalam hati."

"Tetapi apa pun kesimpulan masalah saya ini semuanya berpunca kerana kemiskinan dan kesusahan hidup saya. Kalau hidup kita miskin, anak menantu pun tak suka, malah menganggap kita menyusahkan hidup mereka sahaja. Itulah nasib saya."

"Saya ibu tunggal, diceraikan kerana suami saya nak kahwin lagi, bakal isteri barunya tak mahu bermadu, jadi tinggallah saya bersama anak-anak seramai empat orang ketika itu masih dalam sekolah rendah dan dua sekolah menengah. Kerana anak pertama dan kedua perempuan agak pandai sikit dapatlah dia belajar ke sekolah menengah sains berasrama. Walaupun duduk asrama saya terpaksa hantar duit sebab belanja mereka agak tinggi, macam-macam benda nak dibeli"

"Saya bekerja keras untuk mencukupkan belanja mereka di samping dua orang lagi yang masih bersekolah rendah. Ayah mereka setelah menceraikan saya nafkah anak-anak langsung tak bagi. Nak jengok anak pun takut isteri baru marah. Puas saya pergi pejabat dan turun naik mahkamah syariah tapi gagal dapatkan nafkah. Buat habis duit tambang aja, terpaksa cuti akhirnya saya buat keputusan biarlah dia berseronok dengan kehidupan barunya dan jawablah di akhirat nanti".

"Ketika bercerai saya tak ada rumah, menyewa rumah kecil di kawasan dekat KL memang mudah saya pergi kerja, tapi sewa rumahnya tinggi. Selain bekerja saya jual kain potong yang orang hantar minta saya jualkan, paling tidak dapat juga anak-anak berganti pakaian yang mereka berikan. Biarpun pakaian terpakai tetapi masih baru, senanglah kami berpakaian. Kalau besar saya kecilkan."

``Dengan izin Allah anak yang tua sambung belajar buat diploma dua tahun kemudian yang kedua pulak ikut sama. Harapan saya bila mereka bekerja nanti senanglah sikit hidup saya.
Sayangnya saya cuma berharap, Allah yang menentukan".

"Tak sampai enam bulan bekerja dia nak kahwin. Tersentak juga rasa hati, cepat sangat anak saya laku. Walaupun saya minta dia tangguhkan dulu, sebab tak berduit buat kenduri, tetapi yang lelaki mendesak. Anak saya Izah terpaksa ikut. ``Kenduri kami ala kadar saja. Kata Izah bakal suaminya tak suka buat majlis panggil ramai orang, membazir aja. Saya ikutkan memang pun saya tak berduit lagipun hantarannya tak tinggi cukup buat kenduri saja. Selesai majlis cuma dua malam menantu saya tidur di rumah, mereka terus pindah rumah lain".

"Dua hari lepas mereka pindah, ketika saya sibuk mengira hutang belum selesai Izah datang ke rumah bersama suaminya, bertanyakan mana set bilik pengantin sebab dia nak bawa ke rumah mereka. Izah tahu saya cuma beli katil dan tilam, almari pakaian dan almari solek pakai yang lama lagi pun rumah sewa kami kecil sangat mana nak muat. Tetapi sebenarnya saya tak mampu nak beli semua benda itu. Kerana tak ada set tersebut menantu saya minta beli yang baru. Hutang lagi. Izah tak berani bantah walaupun dia tahu saya tak berduit. Hutang lama tak selesai hutang baru bertambah. Namun dalam hati kecil saya mengharapkan kalau Izah bagi saya RM100 setiap bulan seperti sebelum dia kahwin, mungkin hutang itu boleh saya selesaikan. Tetapi sejak Izah kahwin dia tak beri saya duit langsung".

"Waktu itu memang saya susah, mana nak bayar hutang, tiga orang anak lagi tengah belajar, seorang peringkat akhir pengajiannya, sementara seorang lagi nak ambil SPM, tetapi pada siapa saya nak mengadu, saudara mara bukan orang kaya, mereka pun duduk kampung harapkan anak-anak. Namun mereka masih bernasib baik daripada saya kerana ada anak-anak yang menolong. Berbanding saya...".

"Kerana terdesak saya minta Izah bantu bayarkan duit pereksa adiknya, tetapi kata Izah dia tak ada duit, semua duit gajinya suaminya pegang. Kata Izah suaminya kata lepas kahwin dia mesti ikut perentah suami bukan emak lagi, syurga bawah tapak kaki suami. Lagi pun dia nak simpan duit beli kereta baru dan rumah. Hendak tak nak saya terpaksa tebalkan muka pinjam pada kawan sekerja RM100 janji bayar dua bulan. Ketika Imah habis belajar saya menyimpan hajat mungkin bila dia kerja nanti dia boleh membantu saya. Imah pulak lambat dapat kerja, dia terpaksa kerja sementara di kilang, memang dia ada bantu saya cuma beberapa bulan sebelum dapat kerja yang memaksanya pindah duduk nun di Selatan".

"Hati saya suka dalam duka. Gembira anak dapat kerja tapi sedih dia terpaksa tinggalkan saya. Di tempat baru dia terpaksa sewa rumah, jadi untuk tiga bulan pertama memang dia tak kirimkan saya duit sedikit pun. Sebaliknya saya terpaksa meminjam bagi dia bekalan sedikit duit semasa pindah dulu. Sekali lagi kawan jadi mangsa. Tapi saya bayar balik semuanya walaupun berdikit-dikit".

"Anak kedua pun cepat jodoh, tak sampai setahun bekerja dia kahwin orang sana. Saya buat kenduri kecil, nak panggil ramai orang kita perlu belanja besar. Asalkan mereka selamat kahwin sudah cukup. Ayah mereka datang untuk izinkan nikah saja. Tak ada satu sen pun dia keluarkan duit belanja".

"Kalau orang lain gembira anak perempuan mereka cepat kahwin tapi orang susah macam saya cuma tangis mengiringi mereka. Sedih dan takut apakah Imah juga ikut jejak kakaknya serahkan semua duit gajinya kepada suami. Kalau saya orang senang memang saya tak harap duit mereka, tetapi susah merekalah harapan saya".

"Dua orang anak lelaki saya Ismail dan Ishak faham masalah saya. Ismail tolak tawaran buat diploma walaupun dia layak, dia bekerja di kilang, katanya nak tolong saya dan adiknya habiskan belajar sampai tingkatan lima".

"Saya menangis mengenangkan pengorbanannya, namun saya terus memujuk supaya dia terus belajar, biarlah saya susah bekerja dan berhutang, asalkan masa depannya terjamin, tetapi dia menolak, dia terus kerja kilang. Katanya dia akan sambung belajar kalau ada rezeki. Tapi sampai kini dia masih kerja kilang dengan pendapatan cukup makan saja. Anak keempat saya pun berakhir dengan kerja kilang".

"Saya cukup sedih, tetapi apakan daya saya tidak ada kemampuan untuk mendesak mereka terus belajar kerana saya pun tak berduit. Ayah mereka tak ambil peduli selepas dia dapat empat orang lagi anak dengan isteri baru dan masil kecil- kecil. Peristiwa itu berlaku kira-kira 10 tahun lalu, kini badan saya semakin tua, sudah tak berdaya nak bekerja lagi. Untuk menampung hidup saya jaga anak orang yang dihantar ke rumah saya. Tetapi bila Izah tak ada pembantu dia suruh saya duduk dengan dia jaga anak-anaknya. Sekarang dah lebih 6 tahun".

"Saya rasa saya adalah pembantu rumahnya, tapi tak bergaji, dapat makan dapat tempat tidur. Tapi masalahnya saya dah berusia dekat 50 tahun, badan saya sudah tak kuat lagi. Kerana hidup susah sejak muda, saya memang kelihatan tua. Saya fikirkan bila dia ambil saya tinggal di rumahnya dapatlah saya ke surau dan buat amal ibadah dengan lebih selesa, malangnya sembahyang terawih pun jarang-jarang dapat pergi, di rumah aja menguruskan anak cucu".

"Bila sendirian saya selalu menangis mengenangkan nasib. Dari kecil anak saya besarkan, berhutang keliling pinggang untuk menyekolahkan mereka, tapi bila dah senang suami dia kutip hasil. Kalaulah anak saya menjaga saya, agaknya tak sampai umur saya 65 pasti saya dah mati. Cuma 15 tahun sahaja dia menjaga saya. Tetapi kalau dia ada umur dia akan hidup bersama suaminya lebih 42 tahun iaitu sejak 23 tahun umur dia mula bekerja hinggalah 65 tahun. Jadi apalah salahnya dia bantu hidup saya yang susah ini dan tolong anak-anaknya melanjutkan pelajaran. Memang tugas ibu membesarkan anak-anak dan menyekolahkan mereka, dan tak boleh minta pembalasan, itu benar, tetapi saya bukan orang senang saya susah".

"Apa yang menyedihkan saya ialah hidup dua orang anak lelaki saya sampai bila dia mesti bekerja jadi pekerja kilang. Bukan saya hina pekerja kilang, tetapi mereka pandai, mereka dapat tawaran sambung belajar ke IPTA. Apa salahnya kakak-kakak mereka menghulurkan bantuan kerana dia tahu saya susah dan ayahnya tak membantu dan tak pernah beri nafkah. Salahkah saya meminta bantuan. Mengapa menantu saya terlalu berkira tentang duit dan membuat saya macam hamba abdi, kalau saya jadi pembantu rumah kepada orang lain tentu saya dapat imbuhan, tetapi duduk di rumah anak sendiri saya benar-benar terhina. Saya perlukan masa sendiri untuk membuat amal ibadah yang banyak saya tinggalkan semasa bekerja dahulu. Tetapi semuanya tersekat kerana menguruskan 4 orang cucu pergi sekolah rendah, sekolah agama, tadika dan sebagainya".

"Sudahlah hidup saya susah semasa membesarkan anak-anak dahulu, dah tua begini pun saya terpaksa jaga cucu. Saya rasa terhina kerana duduki menumpang di rumah mereka. Kerana saya tidak punya apa-apa, miskin dan tak berharta saya dibuat macam hamba. Nak berbual dengan anak pun terhad, menantu sentiasa mengawasi, apa lagi kalau nak berbual dengan jiran tetangga".

"Saya merasa amat sedih terutama bila besan atau saudara mara menantu saya datang ke rumah, saya tunggang langgang di dapur memasak, mereka cuma berbual dan menunggu hidangan terhidang di meja saya betul-betul terhina".

"Lagi sedih bila menantu bising pasal bil elektrik dan air meningkat. Sabun pencuci cepat habis pun merunsingkan fikirannya. Menantu saya terlalu berkira pasal duit, duit, duit itu. Entah bila penderitaan saya akan berakhir. Saya sentiasa berdoa supaya saya tidak terlantar sakit terlalu lama sebelum mati. Kerana saya tak tahu siapa nak jaga saya nanti.''

Demikian cerita Hamizah dengan nada suara tersekat-sekat. Saya hanya tumpang sedih apakah zaman ini masih ada anak-anak seperti ini, Benarlah kata Pn Hamizah, kalau diri tak berduit bukan sahaja dihina orang, anak-anak sendiri pun benci dan tak hormatkan kita lagi. Agaknya mereka terlalu hormatkan suami kerana syurga di bawah tapak kaki suami. Ibu tak berguna lagi. Tapi kata seorang teman suami boleh berganti kalau jodoh dah tiada, tapi ibu itulah satu-satunya di dunia dan di akhirat.

Entahlah! Tapi sayangilah ibu semasa dia masih ada lagi. Kerana doa ibu membawa berkat.

suatu saat

Langit tampak mendung, sepertinya akan turun hujan. Pandanganku beralih pada seorang cowok yang berdiri dekat pintu. Cowok berkulit putih dan berbadan cukup tinggi namun sedikit kurus. Tara,itulah namanya. Aku mengenalnya sejak lama, namun dia tak mengenalku. Hanya sejak kita masuk SMA yang sama dia jadi kenal padaku.
 

Namaku Nira Revita, biasa di panggil Rita.

"hey, ngelamunin apa sih?"suara itu mengagetkanku. Suara sahabatku, Zahfa.
"eeh, gak kok"jawabku dg agak gugup.
"kamu gk pulang Rit? udah mau hujan loh"
"aku nunggu jemputan zah, kamu duluan aja gak apa2"
"kenapa gak bareng si Tara aja sih,arumah kalian kan searah"
"gak zah,atakut ngerepotin dia"
"oo ya udah duluan ya?"
Aku hanya menganggukkan kepala.
***
Keringat membasahi tubuhku, ku rapikan segera perlengkapan untuk kegiatan persami di SMA baruku.
Jangan sampai aku telat dan kena hukuman dari kakak-kakak osis.Tapi harapanku sia-sia, baru saja ku melangkahkan kaki masuk ke sekolah kakak-kakak osis sudah menunggu di pintu dengan wajah yang kelihatan marah.
"cepat masuk! Niat ikut kegiatan ini gak sih? Gak disiplin banget datang telat!" kata salah seorang dari mereka.
"iya kak, maaf saya telat" jawabku.
           Setelah terbebas dari kemarahan mereka aku segera masuk menemui zahfa yang kebetulan satu regu denganku.
           Acara persami berjalan dengan lancar, tiba waktunya kita untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku menunggu ayah menjemputku, Ku lihat Tara yang berjalan dengan lemas dan wajah yang pucat. mungkin dia kelelahan karena semalam dia kena hukuman gara-gara anggota kelompoknya banyak yang melanggar peraturan.
           Dia duduk tak jauh dari tempatku berada, tiba-tiba ada yang membasahi pipiku. Apa, air mata? Aku menangis, tapi mengapa aku menangis? Aku menangisi keadaan Tara yang spt itu.
Apa artinya ini?
***
Setelah kejadian hari itu aku merasa ada yang berbeda pada diriku ketika melihat Tara, ada getaran, ada perasaan lain di hatiku. mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Jantungku berdegup kencang ketika di dekatnya, dan aku merasa rindu jika dia tak ada. Tapi apakah ini perasaan yang benar? baru pertama kali ku rasakan perasaan seperti ini.
Seminggu berlalu dan perasaanku semakin tak menentu.kali ini ku benar-benar yakin bahwa aku jatuh cinta pada Tara.dialah cinta pertamaku. Namun betapa kecewanya diriku ketika tau bahwa tara ternyata telah memiliki seorang kekasih. Aku benar-benar patah hati saat itu.
            Sahabat baikku, fita menyuruhku untuk sabar namun meski begitu aku tak pernah bisa melupakan tara.aku begitu menyayanginya. Hingga 3 bulan berlalu aku mendengar berita bahwa tara sudah putus dengan pacarnya, betapa bahagianya aku mengetahui hal itu.entah karna apa tiba-tiba saja aku dan tara menjadi sangat akrab. Aku dan tara jadi lebih sering ngobrol dan bercanda lewat sms. Namun aku tetap tak pernah berani mengungkapkan apa yg sesungguhnya aku rasakan pada Tara. Aku hanya mampu memendam perasaan cinta ini dalam hatiku.
Hingga suatu ketika kecerobohankulah yg mengungkap rahasia itu.
            Salah seorang temanku tidak sengaja membaca coretan di Diaryku bahwa aku menyukai tara. Entah apa yang dia lakukan sehingga Tara kemudian tau hal itu dan dia menjauhiku. Aku sangat menyesal mengapa aku begitu ceroboh meletakkan buku itu di atas meja dan meninggalkannya begitu saja sehingga ada orang lain membacanya. Kini hubunganku dengan Tara tidak lagi seperti kemarin-kemarin, dia terlihat menghindari dan menjauhiku. Aku semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri. Apa yg kini harus ku lakukan??
***
             Waktu kelulusan sekolah telah tiba.tak terasa 3th sudah ku menempuh pendidikan di SMA ini, dan selama itu pula rasa cintaku untuk tara masih belum bisa mati. Setelah lulus SMA aku meneruskan pendidikanku ke salah satu Universitas Negeri di kota Malang bersama Fita.sedangkan Tara, aku tak pernah tau lagi kabar dan keberadaannya sekarang. Aku berfikir mungkin kami memang tak berjodoh,mungkin Tara dan aku memang tak di takdirkan untuk bersama.
***
"Tiiiit"suara klakson berbunyi. Aku berteriak histeris sambil menutup mata ketika sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju ke arahku.
"kau tidak apa-apa?"tanya seseorang padaku.
"aku tidak a..."bicaraku terhenti ketika ku lihat orang yang sedang bertanya padaku ternyata adalah Tara.
"Ta..ta..Tara??"ucapku terbata-bata.
"heh?Rita kan?"jawabnya.
Aku sangat bahagia akhirnya bisa bertemu Tara lagi. Tara kemudian mengantarku pulang setelah kami saling bertukar nomor handphone.
***
"Drtz..drtz"handphone di saku celanaku bergetar.terlihat nama Tara di layarnya,segera ku tekan tombol buka.
"Ku tunggu di taman sekarang"
Aku loncat-loncat kegirangan membaca sms dari Tara. Segera saja aku ganti baju dan pergi menemui Tara..
(Di Taman)
"Tara mana ya?"gumamku dalam hati. Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang.
"Rita,aku punya kejutan buat kamu"Suara yang sangat ku kenal.iya,itu suara Tara.
Dia menuntunku hingga ke suatu tempat dan melepas tangannya dari mataku.
Seakan tidak percaya dengan apa yg baru saja ku lihat,aku mengucek-ngucek mataku. Dan ternyata aku tidak menghayal, di sekelilingku terdapat banyak lilin dan Tara, ia tersenyum manis padaku.
"Rita, aku ingin mengakui sesuatu. Aku minta maaf selama ini aku nggak bisa jujur sama perasaanku sendiri. sebenarnya dari dulu aku sayang sama kamu tapi aku gak bisa ungkapin semua itu karna aku takut bakal nyakitin kamu.dan sekarang kita ketemu lagi, aku yakin kalau aku bener-bener sayang sama kamu dan takdirlah yang mempertemukan kita.
“Rita,Maukah kamu menjadi bagian dari hidupku dan temani aku hingga masa tuaku?"
"Tara... Aku juga sayang sma kamu."
"jadi,kamu mau?"
"iya,aku mau"
Aku sangat bahagia mendengar ucapan tara. Tara menyatakan cinta padaku,
Aku selalu berfikir kalau Tara bukan takdirku, dia bukan jodohku. tapi ternyata ku salah! dia adalah cinta pertama dan juga cinta terakhirku. Dialah orang yang menjadi pelengkap dalam hidupku, tulang rusukku, cinta sejati dalam hidupku.

youre my destiny

Langit tampak mendung, sepertinya akan turun hujan. Pandanganku beralih pada seorang cowok yang berdiri dekat pintu. Cowok berkulit putih dan berbadan cukup tinggi namun sedikit kurus. Tara,itulah namanya. Aku mengenalnya sejak lama, namun dia tak mengenalku. Hanya sejak kita masuk SMA yang sama dia jadi kenal padaku.
 

Namaku Nira Revita, biasa di panggil Rita.

"hey, ngelamunin apa sih?"suara itu mengagetkanku. Suara sahabatku, Zahfa.
"eeh, gak kok"jawabku dg agak gugup.
"kamu gk pulang Rit? udah mau hujan loh"
"aku nunggu jemputan zah, kamu duluan aja gak apa2"
"kenapa gak bareng si Tara aja sih,arumah kalian kan searah"
"gak zah,atakut ngerepotin dia"
"oo ya udah duluan ya?"
Aku hanya menganggukkan kepala.
***
Keringat membasahi tubuhku, ku rapikan segera perlengkapan untuk kegiatan persami di SMA baruku.
Jangan sampai aku telat dan kena hukuman dari kakak-kakak osis.Tapi harapanku sia-sia, baru saja ku melangkahkan kaki masuk ke sekolah kakak-kakak osis sudah menunggu di pintu dengan wajah yang kelihatan marah.
"cepat masuk! Niat ikut kegiatan ini gak sih? Gak disiplin banget datang telat!" kata salah seorang dari mereka.
"iya kak, maaf saya telat" jawabku.
           Setelah terbebas dari kemarahan mereka aku segera masuk menemui zahfa yang kebetulan satu regu denganku.
           Acara persami berjalan dengan lancar, tiba waktunya kita untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku menunggu ayah menjemputku, Ku lihat Tara yang berjalan dengan lemas dan wajah yang pucat. mungkin dia kelelahan karena semalam dia kena hukuman gara-gara anggota kelompoknya banyak yang melanggar peraturan.
           Dia duduk tak jauh dari tempatku berada, tiba-tiba ada yang membasahi pipiku. Apa, air mata? Aku menangis, tapi mengapa aku menangis? Aku menangisi keadaan Tara yang spt itu.
Apa artinya ini?
***
Setelah kejadian hari itu aku merasa ada yang berbeda pada diriku ketika melihat Tara, ada getaran, ada perasaan lain di hatiku. mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Jantungku berdegup kencang ketika di dekatnya, dan aku merasa rindu jika dia tak ada. Tapi apakah ini perasaan yang benar? baru pertama kali ku rasakan perasaan seperti ini.
Seminggu berlalu dan perasaanku semakin tak menentu.kali ini ku benar-benar yakin bahwa aku jatuh cinta pada Tara.dialah cinta pertamaku. Namun betapa kecewanya diriku ketika tau bahwa tara ternyata telah memiliki seorang kekasih. Aku benar-benar patah hati saat itu.
            Sahabat baikku, fita menyuruhku untuk sabar namun meski begitu aku tak pernah bisa melupakan tara.aku begitu menyayanginya. Hingga 3 bulan berlalu aku mendengar berita bahwa tara sudah putus dengan pacarnya, betapa bahagianya aku mengetahui hal itu.entah karna apa tiba-tiba saja aku dan tara menjadi sangat akrab. Aku dan tara jadi lebih sering ngobrol dan bercanda lewat sms. Namun aku tetap tak pernah berani mengungkapkan apa yg sesungguhnya aku rasakan pada Tara. Aku hanya mampu memendam perasaan cinta ini dalam hatiku.
Hingga suatu ketika kecerobohankulah yg mengungkap rahasia itu.
            Salah seorang temanku tidak sengaja membaca coretan di Diaryku bahwa aku menyukai tara. Entah apa yang dia lakukan sehingga Tara kemudian tau hal itu dan dia menjauhiku. Aku sangat menyesal mengapa aku begitu ceroboh meletakkan buku itu di atas meja dan meninggalkannya begitu saja sehingga ada orang lain membacanya. Kini hubunganku dengan Tara tidak lagi seperti kemarin-kemarin, dia terlihat menghindari dan menjauhiku. Aku semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri. Apa yg kini harus ku lakukan??
***
             Waktu kelulusan sekolah telah tiba.tak terasa 3th sudah ku menempuh pendidikan di SMA ini, dan selama itu pula rasa cintaku untuk tara masih belum bisa mati. Setelah lulus SMA aku meneruskan pendidikanku ke salah satu Universitas Negeri di kota Malang bersama Fita.sedangkan Tara, aku tak pernah tau lagi kabar dan keberadaannya sekarang. Aku berfikir mungkin kami memang tak berjodoh,mungkin Tara dan aku memang tak di takdirkan untuk bersama.
***
"Tiiiit"suara klakson berbunyi. Aku berteriak histeris sambil menutup mata ketika sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju ke arahku.
"kau tidak apa-apa?"tanya seseorang padaku.
"aku tidak a..."bicaraku terhenti ketika ku lihat orang yang sedang bertanya padaku ternyata adalah Tara.
"Ta..ta..Tara??"ucapku terbata-bata.
"heh?Rita kan?"jawabnya.
Aku sangat bahagia akhirnya bisa bertemu Tara lagi. Tara kemudian mengantarku pulang setelah kami saling bertukar nomor handphone.
***
"Drtz..drtz"handphone di saku celanaku bergetar.terlihat nama Tara di layarnya,segera ku tekan tombol buka.
"Ku tunggu di taman sekarang"
Aku loncat-loncat kegirangan membaca sms dari Tara. Segera saja aku ganti baju dan pergi menemui Tara..
(Di Taman)
"Tara mana ya?"gumamku dalam hati. Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang.
"Rita,aku punya kejutan buat kamu"Suara yang sangat ku kenal.iya,itu suara Tara.
Dia menuntunku hingga ke suatu tempat dan melepas tangannya dari mataku.
Seakan tidak percaya dengan apa yg baru saja ku lihat,aku mengucek-ngucek mataku. Dan ternyata aku tidak menghayal, di sekelilingku terdapat banyak lilin dan Tara, ia tersenyum manis padaku.
"Rita, aku ingin mengakui sesuatu. Aku minta maaf selama ini aku nggak bisa jujur sama perasaanku sendiri. sebenarnya dari dulu aku sayang sama kamu tapi aku gak bisa ungkapin semua itu karna aku takut bakal nyakitin kamu.dan sekarang kita ketemu lagi, aku yakin kalau aku bener-bener sayang sama kamu dan takdirlah yang mempertemukan kita.
“Rita,Maukah kamu menjadi bagian dari hidupku dan temani aku hingga masa tuaku?"
"Tara... Aku juga sayang sma kamu."
"jadi,kamu mau?"
"iya,aku mau"
Aku sangat bahagia mendengar ucapan tara. Tara menyatakan cinta padaku,
Aku selalu berfikir kalau Tara bukan takdirku, dia bukan jodohku. tapi ternyata ku salah! dia adalah cinta pertama dan juga cinta terakhirku. Dialah orang yang menjadi pelengkap dalam hidupku, tulang rusukku, cinta sejati dalam hidupku.

janji terakhir

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa El? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini Nilam?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan, apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi Elga.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”

“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana El?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus El!”

“Nilam, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.

“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia Nilam!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi Nilam…..”

Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………
 
“Elgaaaa…..”

Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala Elga.

“Elga, maafin aku!”

“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“Elgaaaaaa……”

Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.


Dear Nilam,
Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.
Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.
Love You
Elga

Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama Elga!”

“Nilam, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.

“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.
*****

Rabu, 26 Desember 2012

Biarkan Aku menjadi Suaramu


Biarkan Aku menjadi Suaramu

Sejak awal, keluarga dari si wanita menolak dengan keras terhadap hubungannya dengan sang pria. Dikatakan bahwa pernikahan harus sesuai dengan latar belakang keluarga & si wanita akan menderita seumur hidup bila bersamanya.

Karena tekanan keluarga itulah, pasangan ini sering bertengkar. Meskipun si wanita mencintai si pria, ia terus bertanya pada si pria: "Seberapa dalam cintamu padaku?"

Karena si pria tidak pandai dengan kata-kata, sehingga sering menyebakan wanita merasa sedih. Dengan itu & tekanan keluarga, si wanita sering menumpahkan amarah terhadapnya. Sedangkan si pria, hanya menerimanya dengan diam.

Setelah beberapa tahun...

sang pria akhirnya lulus dan memutuskan untuk melanjutkan studi nya di luar negeri. Sebelum pergi, ia melamar si wanita: "Aku tidak terlalu baik dalam kata-kata. Tetapi yang aku tahu bahwa aku mencitaimu. Jika kamu mengijinkannya, aku akan menjagamu seumur hidupku. Sedangkan untuk keluargamu, aku akan mencoba yang terbaik untuk bicara pada mereka. Maukah kau menikah denganku?"

Si wanita setuju & dengan keteguhan hati sang pria, keluarga wanita akhirnya menyerah dan setuju terhadap pernikahan mereka. Sebelum pergi, mereka akhirnya bertunangan.

Sang wanita pergi bekerja, sedangkan sang pria berada di luar negeri, melanjutkan studi nya. Mereka berkomunikasi lewat email & telepon. Meskipun berat, tetapi mereka tidak pernah berpikir untuk menyerah.

Suatu hari...

saat sang wanita dalam perjalanan ke tempat kerja, ia ditabrak oleh sebuah mobil yang kehilangan kendali. Saat ia bangun, ia melihat orang tuanya berada di dekat tempat tidurnya. Ia menyadari bahwa ia cedera serius. Melihat ibunya menangis, ia mau menghiburnya. Tetapi ia menyadari bahwa yang keluar dari mulutnya hanyalah rintihan. Ia kehilangan suaranya...

Dokter berkata bahwa benturan di kepalanya menyebabkan ia kehilangan suaranya. Mendengarkan hiburan dari orangtuanya, tetapi tidak ada yang bisa keluar dari mulutnya, ia merasa hancur.

Saat tinggal di rumah sakit, hanya tangisan sunyi yang menemani dia. Saat sampai di rumah, segalanya tampak sama. Kecuali suara dering telepon. Yang menusuk hatinya setiap berbunyi. Ia tidak ingin sang pria tahu dan tidak ingin memberi beban padanya, ia menulis surat pada si pria bahwa ia tidak ingin menunggu lebih lama lagi.

Dengan itu, ia mengirim kembali cincin kepada si pria. Sebagai gantinya, si pria mengirimkan balasan, dan menelepon berkali-kali.. namun yang bisa dilakukan si wanita hanyalah menangis..

Orangtuanya memutuskan untuk pindah, berharap si wanita melupakan segalanya dan menjadi gembira.

Akhir cerita...

Di lingkungan yang baru, sang wanita belajar bahasa isyarat dan memulai hidup yang baru. Ia mengatakan pada dirinya sendiri, bahwa ia harus melupakan si pria. Suatu hari, temannya datang & mengatakan bahwa si pria kembali. Ia meminta temannya untuk tidak memberi tahu si pria apa yang terjadi. Sejak itu, tidak ada lagi berita dari si pria.

Satu tahun telah berlalu dan temannya datang dengan sebuah surat, berisi sebuah undangan dari pernikahan si pria. Si wanita merasa kecewa. Ketika ia membuka surat itu, ia melihat namanya di sana.

Saat ia akan bertanya pada temannya apa sebenarnya yang sedang terjadi, ia melihat si pria berdiri di depannya. Si pria menggunakan bahasa isyarat yang mengatakan "Aku sudah menghabiskan waktu selama setahun untuk belajar bahasa isyarat. Katakan saja padaku bahwa kamu tidak melupakan janjimu. Berikan aku kesempatan untuk menjadi suaramu. Aku mencintaimu."Dengan itu, sang pria menyisipkan cincin itu dijarinya. Ia pun tersenyum.